Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirrabil'alamin ini merupakan postingan saya yang peertama, mudah-mudahan saya dan para pembaca yang lain mendapatkan rahmat dan selalu diberikan kesehtan serta kelancaran dalam menjalani hari-harinya aamiin..
Saya mau berbagi cerita sedikit nih tentang kisah seorang perawat islam pertama yang sangat menginspirasi saya dalam banyak hal dan darinyalah saya semakin termotivasi untuk menjadi seorang perawat yang baik dan berakhlaqul karimah. Namanya yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-islamiyah namun sayang sekali sampai sekarang masih banyak para perawat yang belum tahu siapa Rufaidah binti Sa'ad ini. Para pembaca yang mulia, inilah kisahnya cekidot hehehe
Sentuhan lembut penuh kemanusiaan menjadi penyemangat para mujahid yang
teluka. Masa-masa peperangan di bawah kepemimpinan Rasulullah tak hanya
melahirkan para lelaki Muslim yang tangguh. Tapi juga seorang mujahidah
yang berada di tepi garis batas, Rufaidah binti Sa’ad.
Sosok
Muslimah tersebut memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al-Bani
Aslam Al-Khazraj. Pengabdiannya sangat besar saat Perang Badar, Uhud,
dan Khandaq berkobar. Keahliannya di bidang ilmu keperawatan membuat
hatinya terpanggil sebagai sukarelawan bagi korban yang terluka akibat
perang.
Dia juga mendirikan rumah sakit lapangan yang amat
membantu para mujahid saat perang. Semangat Rufaidah membuat Rasulullah
SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka dirawat oleh
Rufaidah.
Keahlian Rufaidah menitis dari sang ayah yang
berprofesi sebagai dokter. Sedari kecil dia seringkali membantu merawat
orang sakit. Rufaidah lahir di Madinah. Dia termasuk kaum Anshar,
golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Di saat Kota
Madinah berkembang pesat, dia membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat
dalam keadaan damai.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok
wanita untuk menjadi perawat. Kelompok ini mengambil peran penting dalam
Perang Khibar. Mereka meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut di
garis belakang pertempuran serta merawat mujahid yang terluka.
Tercatat
pula dalam sejarah saat Perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz yang terluka
dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga
stabil/homeostatis. Momen ini dikenang sebagai awal mula dunia medis dan
dunia keperawatan.
Kelembutan hati Rufaidah nyatanya tak
terbendung. Dia juga menaruh perhatian terhadap aktivitas masyarakat.
Dia memberikan perawatan layanan kesehatan kepada anak yatim dan
penderita gangguan jiwa. Kepribadian yang luhurnya ditunjukkan dengan
pengabdian serta layanan yang baik bagi kaum papa tersebut.
Subhanallah, mulia sekali hati beliau sehingga rela mengabdikan dirinya untuk merawat para mujahid perang yang terluka maupun masyarakat disekitar Masjid Nabawi. Nah, dari kisah beliaulah aku termotivasi ingin menjadi perawat muslim seperti beliau yang dengan kelembutan serta kemuliaan hatinya dapat membantu siapapun yang membutuhkan.
Alhamdulillah, sekarang aku sudah menjajaki langkah awal karena sudah diterima di Program Studi Ilmu Keperawatan. InsyaAllah, mulai sekarang dan sampai nanti aku masih dapat teguh dengan tujuanku sekarang aamiin..
Ini inspiratorku, mana inspiratormu :)
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/14/lzdwgb-mujahidah-halimah-sadiyah-ibu-susuan-rasulullah-saw-1